Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, astronomi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam
semesta. Banyak pandangan-pandangan berkenaan dengan astronomi ini, baik
dari segi agama, maupun kehidupan secara sosial. Keragaman pandangan
astronomi ini terus berkembang dari mulai zaman dulu hingga saat ini.
Pada
Zaman Renaisans, Copernicus menyusun model Tata Surya heliosentris,
model yang kemudian dibela dari berbagai kontroversi, dikembangkan, dan
dikoreksi oleh dua ilmuwan bernama Galileo dan Kepler. Galileo
berinovasi dengan teleskop yang berguna untuk mempertajam pengamatannya
mengenai astronomi. Sedangkan Kepler berhasil menjadi ilmuwan pertama
yang menyusun secara tepat dan mendetail dari pergerakkan planet-planet
dengan matahri sebagai pusatnya.
Akan tetapi, meski Kepler menajdi
ilmuwan pertama yang dapat menyusun secara tepat dan detail, Kepler
gagal mempformulasikan teori untuk menjelaskan hukum-hukum yang
ditulisnya sendiri. Hal tersebut terus terulang hingga Newton yang
menemukan teleskop refleksi yang digunakan untuk pengamatan langit,
berhasil menjelaskan hukum-hukum Kepler melalui dinamika angkasa dan
hukum gravitasi.
Seiring dengan semakin baiknya ukuran dan
kualitas teleskop, semakin banyak pula penemuan-penemuan lebih lanjut
lagi. Melalui teknologi ini, Lacaile berhasil mengembangkan
katalog-katalog bintang yang lebih lengkap. Hal tersebut juga dilakukan
oleh astronom Jerman-Inggris Herschel dengan membuat katalog-katalog
Nebula dan gugusannya.
Pada tahun 1781, Herschel menemuka planet
Uranus. Planet ini merupakan planet pertama yang ditemui di luar
planet-planet klasik. Selain itu, pengukuran jarak menuju sebuah bintang
di langit juga pertama kali dipublikasikan pada tahun 1838. Perhitungan
ini dilakukan oleh Bessel dengan melakukannya melalui pengukuran
paralaks dari 61 Cygni.
Kemudian, pada abad ke-18 hingga abad
ke-19, penemuan menganai ilmu astrobnomi ini diwarnai oleh penelitian
atas masalah yang dikenal dengan sebuatan masalah tiga badan. pengamatan
dan penelitian ini dilakukan oleh Euler, Clairaut, dan D’Alembert. Oleh
ketiga ilmuwan tersebut, penelitian kemudian menghasilkan metode
prediksi yang lebih tepat untuk pergerakkan Bulan dan planet-planet.
Penemuan
ini kemudian diperkuat oleh Lagrange dan Laplace yang memungkinkan
setiap ilmuwan bisa memperkirakan massa planet dan satelit melalui
perturbasi atau pergerakannya.
Setelah banyaknya kemajuan akan
penemuan-penemuan astronomi tersebut, hal tersebut terus berkembang
hingga ditemukanya spektroskop dan fotografi. Kedua penemuan tersebut
mendorong kemajuan penelitian-pebelitian baru lainnya.
Pada tahun
1814-1815, Fraunhoffer menemukan lebih kurang 600 pita spektrum pada
Matahari. Kemudian pada tahun 1859 Kirchhoff menjelaskan fenomena
astronomi ini dengan mengatribusikannya pada keberadaan unsur-unsur
semesta alam.
Baru kemudian pada abad ke-20, Galaksi Bima Sakti
yang merupakan tempat Bumi dan Matahari berada. Hal tersebut dibuktikan
sebagai kelompok bintang yang terpisah dari kelompok bintang-bintang
yang lainnya.
Dari berbagaoi pengamatan yang sebelum-sebelumnya
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada galaksi-galaksi lain di luar
Bima Sakti. Selain itu, diyakini bahwa alam semesta ini terus mengembang
setiap hari-harinya. Hal ini disebabkan galaksi tersebut terus menjauh
dari galaksi yang ditempati saat ini.
Astronomi modern menemukan
dan terus berupaya untuk menjelaskan benda-benda langit yang asing,
seperti kuasar, pulsar, blazar, galaksi-galaksi radio, black hole atau
lubang hitam, dan bintang neutron. Dengan adanya kosmologi fisik,
diharapkan penemuan menganai astronomi dan benda-benda asing yang belum
bisa dijelaskan tersebut bisa lebih maju dan berkembang pesat, seperti
teori Big Bang, radiasi CMB, hukum Hubble, dan ketersediaan kosmologi
unsur.
0 comments:
Post a Comment