Dalam surat Ash-Shaffat (37), ayat 6 difirmankan, ”Sesungguhnya Aku telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang”
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya, terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Namun penjelasan dari hiasan bintang - bintang dilangit yang terdekat yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Meteor sebagaimana hal tersebut dijelaskan kemudian dalam surah Ash Shaffat ayat 10, Yang menurut penemuan dari hasil pengamatan para ahli astronomi ditemukan / terdapat banyak sekali batuan - batuan angkasa yang berada disekeliling bumi diluar atmosfer. Namun demikian ....
Meteor yang sampai ke Bumi dalam ukuran cukup besar merupakan kejadian langka, tetapi kemungkinan meteorit mengenai permukiman akan meningkat seiring memadatnya penduduk. Ancaman lain dari antariksa muncul dengan bertambahnya jumlah sampah antariksa berupa rongsokan satelit.
Meteorit yang menimpa rumah seperti yang terjadi pada Kamis (29/4/2010) di permukiman padat di Kelurahan Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, menurut catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
Selama ini, meteorit batu meteor yang sampai ke permukaan Bumi jatuh di wilayah tak berpenghuni. Tujuh tahun terakhir, Lapan mencatat ada beberapa kejadian meteorit di wilayah Indonesia, antara lain berlokasi di pinggir hutan dekat Pontianak, Kalimantan Barat (2003); di sebuah lahan terbuka di Tegal; dan daerah persawahan di Gianyar, Bali (2008).
Yang terakhir adalah meteor yang jatuh di Bone, Sulawesi Selatan, Oktober 2009. Meteor berdiameter sekitar 10 meter yang jatuh di perairan dekat Teluk Bone ini menimbulkan ledakan yang besar di udara, dan dilihat oleh banyak saksi mata.
Sejak tahun 1908, wilayah daratan Indonesia diketahui pernah kejatuhan 17 meteor berukuran relatif besar. Kejadian paling awal adalah meteor seberat 1,63 kilogram yang ditemukan di Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur, 27 November 1908. Meteor yang terberat ditemukan di Jumapolo, Jawa Timur, 13 Maret 1984, seberat 32,49 kg.
Meteor yang sampai ke Bumi dalam ukuran cukup besar merupakan kejadian langka, tetapi kemungkinan meteorit mengenai permukiman akan meningkat seiring memadatnya penduduk. Ancaman lain dari antariksa muncul dengan bertambahnya jumlah sampah antariksa berupa rongsokan satelit.
Meteorit yang menimpa rumah seperti yang terjadi pada Kamis (29/4/2010) di permukiman padat di Kelurahan Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, menurut catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
Selama ini, meteorit batu meteor yang sampai ke permukaan Bumi jatuh di wilayah tak berpenghuni. Tujuh tahun terakhir, Lapan mencatat ada beberapa kejadian meteorit di wilayah Indonesia, antara lain berlokasi di pinggir hutan dekat Pontianak, Kalimantan Barat (2003); di sebuah lahan terbuka di Tegal; dan daerah persawahan di Gianyar, Bali (2008).
Yang terakhir adalah meteor yang jatuh di Bone, Sulawesi Selatan, Oktober 2009. Meteor berdiameter sekitar 10 meter yang jatuh di perairan dekat Teluk Bone ini menimbulkan ledakan yang besar di udara, dan dilihat oleh banyak saksi mata.
Sejak tahun 1908, wilayah daratan Indonesia diketahui pernah kejatuhan 17 meteor berukuran relatif besar. Kejadian paling awal adalah meteor seberat 1,63 kilogram yang ditemukan di Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur, 27 November 1908. Meteor yang terberat ditemukan di Jumapolo, Jawa Timur, 13 Maret 1984, seberat 32,49 kg.
0 comments:
Post a Comment